Aku
pikir saat aku memilih untuk mengambil jurusan bahasa inggris, aku kira itu
adalah pilihan yang sempurna. Tapi makin ku jalani, makin aku merasa kalau aku
salah jurusan. Aku membenci kehidupan kuliahku, aku pikir kuliah itu
menyenangkan. Dalam jurusan bahasa inggris aku akan mempelajari hal-hal baru
sama seperti masa-masa sekolah dulu.
Tapi
kenyataannya sungguh berkebalikan 180 derajat. Bahasa inggris bagiku hanyalah sebuah
passion, tidak lebih dari itu. Sejak kecil aku lebih menyukai ilmu sains, tapi
lebih ke teori-teorinya bukan praktik menghitungnya.
Seperti fisika yang mengajarkan
bahwa untuk mengukur jarak adalah kecepatan dikali waktu. Waktu yang berlalu
begitu cepat mempengaruhi jarak antara kita.
Seperti biologi yang mengajarkan
jika virus tidak akan pernah bisa musnah, lebih tepatnya belum ada yang bisa
memusnahkan virus, vaksin hanya akan melemahkan. Bagaikan rasa cinta ini pada
seseorang sepertimu yang tak bisa musnah, namun bisa melemah jika sesuatu
terjadi diantara kita.
Lalu kimia yang mengajarkan
tentang nyala api lilin yang akan mati saat ditutupi oleh gelas. Jika kau tidak
tahu jawabannya, maka kamu harus mempelajari ilmu dasar kimia. Api butuh
oksigen untuk menyala, jika pasokan oksigen terhambat maka api akan mati. Tapi
kamu bukanlah oksigen, dan aku takkan mati walau tanpa kehadiranmu.
Aku menyukai astronomi yang
mengajarkan keindahan dalam langit malam yang dihiasi oleh cahaya-cahaya terang
yang terpancar ke bumi. Seperti kehadiranmu yang bagaikan cahaya dalam
kehidupanku.
Dan semua ilmu-ilmu sains yang
sangat menarik untuk dipelajari.
Tapi bahasa inggris tidak
semenarik itu, jika kau merasa bahasa inggris itu menarik berarti kita memiliki
pola pemikiran yang bertolak belakang. Mungkin engkau adalah tipikal orang yang
menyukai hal-hal yang santai dan keren. Tapi aku lebih menyukai mengamati alam
semesta dalam cakrawala yang menyimpan berjuta rahasia yang bahkan tidak semua orang mengetahuinya.