Title
: Today Chapter 2: Lilly of The Valley
Genre
: Tragedy, Mystery, Fantasy.
Rate
: T+
Author:
Alandz Twelve
Character:
1. Mina TWICE as Mina Lean
2. Nayeon TWICE as Nay
3. Suho EXO as Suho
4. Suga BTS as Suga Lofie
5. V BTS as Taetae
6. Dahyun TWICE as Daehyun
7. Lisa BlackPink as Lisa
8. Taeyeon SNSD as Miss Kim
And
other character....
All
The character in this story doesn’t mine.
This
is my first fanfic sooo tolong dimaklumi kalo banyak typo dan alur yang
muter-muter. Saran dan kritik sangat diharapkan.
The
story begin...
Happy
Reading
“Itu
hubunganmu dengan Nay!”
“Ooh
itu, aku tidak punya hubungan apapun dengan Nay. Dia hanyalah teman dari temanku!” ucap Suho.
“Tunggu!
Bukankah kalian pacaran?” tanyaku sambil menatapanya, Suho menggeleng. Aku
memang jarang melihat Suho dan Nay berpacaran, tapi Nay selalu menceritakan
berbagai hal tentang Suho mulai dari mereka kencan, jalan bersama dan banyak
sekali secara rinci dan detail. Sangat tidak mungkin jika Nay berbohong soal
ceritanya, tapi Suho, aku mengenalnya sejak kecil dia bukan tipikal orang yang
suka berbohong. Jadi siapa yang sebenarnya berbohong.
-_-
“Woi,
nglamun aja lo? Masih mikirin Nay ya?”
Aku
tersenyum sebagai balasan atas perkataan Dahyun yang entah sejak kapan sudah
datang. Keadaan kelas yang tadinya sepi, berangsur-angsur mulai ramai, beberapa
siswa mulai berdatangan memasuki kelas, ada pula yang masih berada di sekitar
halaman, saling mengobrol atau sekedar berolahraga sejenak.
“Eh
Min, kenapa sih Nay selalu ke toko bunga, menurutmu untuk siapa dia membeli
bunga?”
“Toko
bunga ?”
“Kau
tak tahu ?” aku bahkan tak tahu kalau Nay sering ke toko bunga, aku memang tidak
pernah pulang bersama Nay karena arah rumah kami yang berbeda. Tapi apa tujuan
Nay membeli bunga, jika Nay memberikannya pada Suho, itu sangat tidak mungkin,
Suho selalu pulang bersamaku dan dia tidak begitu menyukai bunga. Lalu untuk
siapa Nay membeli bunga?
“Nay
selalu ke toko Lusiana Flower, aku hampir setiap hari melihatnya memasuki toko
itu!” ucap Dahyun. “Apa sebaiknya kita mengunjungi toko itu?”
Mungkin
itu ide yang bagus, lagipula daripada berpikir yang tidak-tidak bukankah lebih
baik kalau langsung datang ke TKP.
“Baiklah,
sepulang sekolah kita kesana ya!”
-_-
Seperti
yang telah disepakati, kami mengunjungi toko Lusiana Flower. Letaknya tidak
cukup jauh dari sekolah kami, hanya perlu berjalan sekitar 250 meter saja. Tokonya
cukup minimalis dengan desain interior yang sederhana namun tidak mengurangi
keindahan toko ini.
Bau wangi
tercium saat pertama kali memasuki pintu masuk toko ini. Didalamnya ada seorang
perempuan cantik yang menyapa kami, menawarkan berbagai tanaman hias yang
tertata rapi.
“Sebenarnya
kami tidak ingin membeli bunga...” ucap Dahyun sedikit ragu, awalnya kami pikir
penjual bunga itu akan memarahi kami dan mengusir kami, tapi nyatanya penjual
bunga itu malah tersenyum lalu bertanya tujuan kami datang kemari.
“Apa anda
mengenalinya ?” perempuan itu terlihat memicingkan matanya, mengamati foto Nay
yang Dahyun perlihatkan padanya. “Aah, aku kenal dia, dia Nay’kan? Sudah
beberapa minggu dia tidak kesini...” ucap perempun itu.
“Dia sudah
tidak ada!” ucapku sendu.
Perempuan itu
terlihat terkejut, “Aku turut berduka mendengarnya! Jadi apa ada sesuatu yang
ingin kau tanyakan mengenai dirinya ?”
“Ceritakan
pada kami, semua yang kau ketahui tentangnya!”
“Nay
selalu datang kemari setelah pulang sekolah. Dia selalu menghampiri bunga yang
disana,” ucap perempuan itu, kami diajak mendekati bunga yang mempunyai enam
kelopak berwarna putih itu, “Ini bunga Lilly of the Valley, Nay selalu
membelinya saat datang kemari!”
“Lilly
of the Valley? Bukankah itu bunga yang beracun ?”
Mendengar
nama dari bunga itu seketika membuatku teringat akan sesuatu. Saat itu di
perpustakaan, Nay dengan senyuman khasnya memperlihatkan buku yang ia pegang.
Buku itu berisi penjelasan mengenai bunga Lilly of The Valley, aku pernah
membacanya sekilas, namun aku tidak begitu memahaminya karena buku itu itu
ditulis dalam bahasa Inggris.
Mungkinkah....
“Eh
Mina, kau mau kemana ?”
Aku
mengabaikan teriakan Dahyun dan terus berlari. Satu-satunya tujuanku saat ini
adalah perpustakaan sekolah, ku harap Kak Lisa masih berada disana.
Napasku
tersenggal-senggal tak beraturan, aku tersenyum saat melihat pintu perpustakaan
masih terbuka. Tak sia-sia aku berlari kesini.
Sudah
dua kali aku berkeliling perpustakaan tapi apa yang ku cari tak kunjung
membuahkan hasil.
“Apa
yang kau cari?” tanya Kak Lisa padaku.
“Sebuah
buku, judulnya kalau tidak salah Lilly and Me!” jawabku.
“Apa
itu novel?”
“Aku
rasa bukan, itu buku yang ditulis dengan bahasa inggris. Terakhr kali aku
melihatnya, buku itu diletakkan disini!” ucapku sambil menunjuk rak yang berada
tepat disampingku.
“Aah,
buku itu! Seseorang baru saja mengembalikannya, ini’kan yang kau maksud?” ucap
Kak Lisa sambil menunjukkan buku Lilly and Me.
“Bisakah
aku meminjamnya?”
-_-
“Tumben
kesini? Ada apa?”
“Maaf
ya Da, tadi udah ninggalin kamu!” ucapku sambil tersenyum kaku. “Terus tadi
gimana kelanjutannya ?”
“Jangan
terkejut ya, juga jangan cemburu ya...” entah mengapa aku jadi nervous sendiri
mendengar perkataan Dahyun, sebenarnya apa sih yang bakal di omongin sama
Dahyun. Nih anak kalo njelasin sesuatu pasti muter-muter dulu ke amerika dan
gak langsung to the poin.
“Setiap
pulang sekolah Nay itu kencan sama cowok, kau tahu siapa?” aku mengangkat
bahuku, “Memang siapa?”
“Kau
harus menyiapkan hatimu Mina,”
“Siapa
sih ?” Dahyun seneng banget sih godain orang, gak tahu apa kalo yang disini itu
udah penasaran setengah mati.
Mungkinkah
cowok yang ditemui Nay adalah Suho.
“Suga
Mina! Suga, kakak kelas kita, Suga personil SAINS!”
“Apa
?” Suga? Ini sungguh melenceng dari apa yang kupikirkan, selama ini Nay tidak
pernah bercerita hal sekecil apapun tentang Suga yang selalu Nay ceritakan
adalah Suho, kemana-mana pasti Suho yang dibahas. Tapi perkataan Dahyun tadi
benar-benar berkebalikan, aku bahkan tidak tahu jika Suga dan Nay saling
mengenal. Mereka bahkan memiliki kepribadian yang sangat-sangat bertolak
belakang, sungguh hal yang mustahil jika cowok yang ditemui Nay adalah Suga.
“Sudah
kuduga, kau pasti terkejut! Kuharap setelah ini kau tidak membakar rumah Nay,
Mina!”
“Kau
tidak salah dengar ?” tanyaku.
“Apa
maksudmu?”
“Hanya
saja... itu...”
“Cie
cemburu...!” ucap Dahyun lagi, dia mengedip-ngedipkan matanya.
Bukannya
cemburu, tapi ini memang aneh. “Apaan sih? Kau yakin itu benar-benar Kak Suga
bukan Suho?”
“Suho?
Entahlah, pemilik toko itu hanya menyebutkan jika dia adalah S, personil SAINS,
dia tidak menyebutkan apakah yang dimaksud adalah Si.one atau Si.end,” SAINS
memang mempunyai dua member dengan awalan S, Si.one adalah Suga sedangkan
Si.end adalah Suho. Jika yang dimaskud pemilik toko bunga itu adalah Suho maka
aku akan percaya, sebab Nay dan Suho memang berpacaran, meski beberapa hari
lalu Suho tidak mengakuinya.
“Lagipula
kenapa kau berpikir bahwa itu adalah Suho? Bukankah dia selalu pulang
bersamamu?” aku mengangguk, aku tidak mungkin bilang ke Dahyun kalo Nay dan
Suho berpacaran, jadi sebaiknya biarkan saja Dahyun menganggap kalo memang Kak
Suga-lah yang dimaksud pemilik bunga itu.
“
Baiklah, kalau begitu waktunya buka twitter!!!”
“Tunggu,
kau mau apa?”
“Tentu
saja menyebarkannya...” ucap Dahyun dengan wajah tanpa dosa. “Apa kau sudah
gila ? Bagaimana jika Kak Suga tahu kalo kamu yang menyebarkannya? Kau bisa
mati!!” ucapku memarahinya, tahu sendiri’kan sifat Kak Suga seperti apa.
“Dia
gak bakal tahu, kalau aku yang melakukannya!” jawab Dahyun dan tanpa sadar
tanganku bergerak merebut pomsel Dahyun, Dahyun yang terkejut dengan aksiku
barusan langsung menatapku, “Kenapa sih Min...? Apa kamu bener-bener suka sama
Kak Suga ?”
“Aku
tidak menyukainya, kenapa sih sejak tadi yang kau bilang begitu?”
“Nay
yang mengatakannya, Nay bilang kamu suka sama Kak Suga. Lagipula kau yang
menentangku untuk tidak menyebarkan rumor ini, itu sama saja kau sedang mencoba
untuk melindungi Kak Suga!”
“Nay
?” aku mengerutkan dahiku, tidak aku tidak pernah bilang kalau aku menyukai Kak
Suga dan atas dasar apa Nay mengatakan hal seperti itu.
“Tidak
hanya aku, semua murid dikelas tahu tentang itu!”
“Apa???”
aku terkejut bukan main, aku tidak tahu jika selama ini Nay menyebarkan rumor
seperti itu di belakangku, aku pikir Nay adalah temanku, aku pikir Nay adalah
orang yang sangat berarti bagiku. Tapi nyatanya... dia...
“Dia
tidak sebaik yang kau kira Mina... dibalik wajahnya yang sok imut itu,
sebenarnya dia sangat-sangat busuk!”
“Hentikan!!
Dahyun...” ucapku membentaknya. Rasa benci mulai tumbuh dihatiku tapi itu sudah
tidak berguna, Nay sudah tiada, untuk apa aku membencinya. Aku harus menganggap
bahwa yang dikatakan Nay hanyalah candaan belaka, aku yakin dia pasti hanya
bercanda.
“Kau
bahkan masih membelanya...!” Dahyun menggelengkan kepalanya.
“Dahyun,
aku pulang dulu...” ucapku pelan sambil berbalik meninggalkan Dahyun.
-_-
Ku
rebahkan tubuhku diatas ranjang sambil mengamati langit-langit kamarku. Ku
tolehkan kepalaku ke samping, ku lihat tasku yang tergeletak dilantai, beberapa
buku yang berada didalamnya terlihat mengintip ingin keluar, karena memang ku
biarkan tas itu dalam keadaan terbuka.
Aku
bergerak mendekati tas itu lalu mengambil salah satu buku yang berada didalamnya.
Sebuah buku dengan sampul bergambar setangkai bunga Lilly putih.
Ku
buka covernya, hanya ada nama Nay dan Miss Kim yang tercatat pada data
peminjamnya. Mungkin Nay meminjamnya saat itu, sedangkan Miss Kim mungkin
meminjamnya untuk bahan pembelajaran, dia’kan guru bahasa inggris.
“...
This flower will not kill you if you only takes one...” gumamku membaca kalimat
yang tertulis di buku yang ku pegang.
“...But
it will slowly kill you if you start to consume everyday... aku tidak begitu
paham bahasa inggris,”
“Haruskah
aku menggunakan Google translate...?”
“...This
flower has a sacred meaning...”
“Hah...”
aku melempar buku itu, sambil memijat keningku. Aku sungguh benci bahasa
inggris dari sekian negara yang ada kenapa harus bahasa inggris yang menjadi
bahasa internasional, udah tuh bahasa susah banget lagi.
-_-
“Suho...
apa kamu bener gak pacaran sama Nay ?” Suho mengangguk sebagai jawaban, “Apa
kebetulan kau dan Nay pernah ke toko bunga ?”
“Iya...!”
ucap Suho yang langsung membuatku membulatkan mataku, “Beneran? Apa yang kalian
lakukan disana ?” tanyaku yang semakin antusias dengan topik ini, mungkin
saja-mungkin saja memang Suho-lah yang ditemui oleh Nay.
“Membeli
bunga-lah namanya juga ke toko bunga!”
“Maksudku
kalian tidak terlibat pembicaraan gitu? Apa Nay tidak mengatakan apapun!” Suho
menatapku, dia meletakkan gitar yang awalnya berada dipangkuannya ke meja yang
ada di sampingnya.
“Ada
banyak sekali, tapi sayangnya aku tidak ingat!”
“Ayolah
Suho, masak kau tak ingat satu kalimat saja ?” Suho terlihat berpikir, lama
sekali dan aku masih setia menantinya. Satu menit berlalu, Suho terlihat
mengelus-elus dagunya lalu menatap ke langit, memperhatikan burung-burung yang
terbang bebas.
“Seingatku
dia berkata , lain kali mungkin bukan aku!” aku mengerutkan dahiku, masih belum
mengerti dengan perkataan ambigu yang dia ucapkan. “Lain kali mungkin bukan
aku?” ucapku mengulangi perkataannya, “Kau yakin hanya itu yang dia katakan ?”
“Seingatku
memang hanya itu yang dia katakan! Lagipula itu sudah lama sekali...” apa? Lama
sekali?
“Lama
sekali? Memang sudah berapa minggu?”
“Jika
itu dua tahun maka berapa minggu ?”
“Dua
tahun ?” Yang aku tahu sebelumnya Suho dan Nay tidak begitu dekat, seingatku
baru setahun mereka saling mengenal, itupun karena Suho debut sebagai member
SAINS dan Nay sangat menyukai lagu-lagu mereka, makanya dia memintaku untuk
mengenalkan Suho padanya.
“Bukannya
kalian baru saja saling kenal setahun yang lalu?”
“Itu
yang aneh, kau datang mengenalkannya padaku, padahal kami sudah saling
mengenal!” Apa-apaan ini? Apa yang sebenarnya Nay coba lakukan padaku, apa dia
ingin membuatku terlihat konyol dimata Suho. Kenapa dia melakukan ini padaku?
“Apa
dia amnesia?” gumamku.
“Mungkin...
Kak Suga juga bilang begitu!” ucap Suho.
“Kak
Suga? Memangnya Kak Suga itu siapanya Nay?”
“Entahlah?
Saudara jauh mungkin?”
-_-
DOK!DOK!DOK!
Ku
ketuk pintu rumah Nay.
Sekali.
Dua
kali.
Tiga
kali.
Namun
tak ada jawaban apapun, aku menghembuskan napasku pelan. Sambil memperhatikan
kondisi rumah megah ini.
“Keluarga
itu berantakan, tidak ada yang tinggal dirumah itu sejak setahun yang lalu?”
Ucap seorang perempuan paruh baya yang
lewat didepan rumah Nay.
“Setahun
yang lalu? Lalu bagaimana dengan Nay?” tanyaku sambil mendekati perempuan paruh
baya itu.
“Aah
anak perempuan yang bunuh diri itu, aku tidak tahu dimana dia tinggal. Dan
baru-baru ini dia ditemukan bunuh diri disini, padahal sebelumnya dia tidak
tinggal disini. Dia kabur dari rumah seminggu sebelum orang tuanya bercerai.
Sejak saat itu dia tidak pernah pulang kemari! Bahkan saat kematian ibunya,
anak itu tidak datang. Barulah beberapa saat itu aku mendengar berita
kematiannya, pasti anak itu sangat stress, setiap hari yang dilakukan kedua
orang tuanya hanya bertengkar, banyak tetangga yang membicarakannya. Dia
biasanya duduk disana saat malam hari tiba!” jelas perempuan itu sambil
menunjuk sebuah ayunan yang berada di dekat pagar.
Aku
mendekati ayunan itu, ayunan itu bergerak perlahan karena tertiup angin. Aku
berjongkok didepan ayunan itu, sambil berkhayal Nay sedang duduk disana dengan
senyuman khas miliknya.
“Nay?
Kenapa kau tak menceritakan apapun padaku? Bahkan saat kematian ibumu, kenapa
kau bahkan tak terlihat bersedih? Bukankah kau sangat menyayanginya? Kenapa kau
tak datang saat kematian ibumu? Nay....” tanganku bergerak menyentuh ayunan itu
sambil menulis nama Nay menggunakan jari telunjukku.
Saat
ku tolehkan wajahku ke samping, ada sebuah tulisan yang menarik perhatianku. Ku
dekati pohon itu, ku bersihkan tulisan yang diukir di pohon itu dari kotoran
yang menutupinya.
KAK
LOFI
“Lofi?
Siapa Lofi? Mungkinkah Suga Lofie?”
TBC
Review
Please...!!