Tuesday 18 April 2017

Fanfic: Today Chapter 2: Lilly of The Valley

Title : Today Chapter 2: Lilly of The Valley
Genre : Tragedy, Mystery, Fantasy.
Rate : T+
Author: Alandz Twelve
Character:

1.      Mina TWICE as Mina Lean
2.      Nayeon TWICE as Nay
3.      Suho EXO as Suho
4.      Suga BTS as Suga Lofie
5.      V BTS as Taetae
6.      Dahyun TWICE as Daehyun
7.      Lisa BlackPink as Lisa
8.      Taeyeon SNSD as Miss Kim
And other character....

All The character in this story doesn’t mine.
This is my first fanfic sooo tolong dimaklumi kalo banyak typo dan alur yang muter-muter. Saran dan kritik sangat diharapkan.

The story begin...
Happy Reading


“Itu hubunganmu dengan Nay!”
            “Ooh itu, aku tidak punya hubungan apapun dengan Nay. Dia hanyalah teman dari temanku!”  ucap Suho.
            “Tunggu! Bukankah kalian pacaran?” tanyaku sambil menatapanya, Suho menggeleng. Aku memang jarang melihat Suho dan Nay berpacaran, tapi Nay selalu menceritakan berbagai hal tentang Suho mulai dari mereka kencan, jalan bersama dan banyak sekali secara rinci dan detail. Sangat tidak mungkin jika Nay berbohong soal ceritanya, tapi Suho, aku mengenalnya sejak kecil dia bukan tipikal orang yang suka berbohong. Jadi siapa yang sebenarnya berbohong.
-_-
            “Woi, nglamun aja lo? Masih mikirin Nay ya?”
            Aku tersenyum sebagai balasan atas perkataan Dahyun yang entah sejak kapan sudah datang. Keadaan kelas yang tadinya sepi, berangsur-angsur mulai ramai, beberapa siswa mulai berdatangan memasuki kelas, ada pula yang masih berada di sekitar halaman, saling mengobrol atau sekedar berolahraga sejenak.
            “Eh Min, kenapa sih Nay selalu ke toko bunga, menurutmu untuk siapa dia membeli bunga?”
            “Toko bunga ?”


            “Kau tak tahu ?” aku bahkan tak tahu kalau Nay sering ke toko bunga, aku memang tidak pernah pulang bersama Nay karena arah rumah kami yang berbeda. Tapi apa tujuan Nay membeli bunga, jika Nay memberikannya pada Suho, itu sangat tidak mungkin, Suho selalu pulang bersamaku dan dia tidak begitu menyukai bunga. Lalu untuk siapa Nay membeli bunga?
            “Nay selalu ke toko Lusiana Flower, aku hampir setiap hari melihatnya memasuki toko itu!” ucap Dahyun. “Apa sebaiknya kita mengunjungi toko itu?”
            Mungkin itu ide yang bagus, lagipula daripada berpikir yang tidak-tidak bukankah lebih baik kalau langsung datang ke TKP.
            “Baiklah, sepulang sekolah kita kesana ya!”
-_-
            Seperti yang telah disepakati, kami mengunjungi toko Lusiana Flower. Letaknya tidak cukup jauh dari sekolah kami, hanya perlu berjalan sekitar 250 meter saja. Tokonya cukup minimalis dengan desain interior yang sederhana namun tidak mengurangi keindahan toko ini.
Bau wangi tercium saat pertama kali memasuki pintu masuk toko ini. Didalamnya ada seorang perempuan cantik yang menyapa kami, menawarkan berbagai tanaman hias yang tertata rapi.
“Sebenarnya kami tidak ingin membeli bunga...” ucap Dahyun sedikit ragu, awalnya kami pikir penjual bunga itu akan memarahi kami dan mengusir kami, tapi nyatanya penjual bunga itu malah tersenyum lalu bertanya tujuan kami datang kemari.
“Apa anda mengenalinya ?” perempuan itu terlihat memicingkan matanya, mengamati foto Nay yang Dahyun perlihatkan padanya. “Aah, aku kenal dia, dia Nay’kan? Sudah beberapa minggu dia tidak kesini...” ucap perempun itu.
“Dia sudah tidak ada!” ucapku sendu.
Perempuan itu terlihat terkejut, “Aku turut berduka mendengarnya! Jadi apa ada sesuatu yang ingin kau tanyakan mengenai dirinya ?”
“Ceritakan pada kami, semua yang kau ketahui tentangnya!”
            “Nay selalu datang kemari setelah pulang sekolah. Dia selalu menghampiri bunga yang disana,” ucap perempuan itu, kami diajak mendekati bunga yang mempunyai enam kelopak berwarna putih itu, “Ini bunga Lilly of the Valley, Nay selalu membelinya saat datang kemari!”
            “Lilly of the Valley? Bukankah itu bunga yang beracun ?”
            Mendengar nama dari bunga itu seketika membuatku teringat akan sesuatu. Saat itu di perpustakaan, Nay dengan senyuman khasnya memperlihatkan buku yang ia pegang. Buku itu berisi penjelasan mengenai bunga Lilly of The Valley, aku pernah membacanya sekilas, namun aku tidak begitu memahaminya karena buku itu itu ditulis dalam bahasa Inggris.
            Mungkinkah....
            “Eh Mina, kau mau kemana ?”
            Aku mengabaikan teriakan Dahyun dan terus berlari. Satu-satunya tujuanku saat ini adalah perpustakaan sekolah, ku harap Kak Lisa masih berada disana.
            Napasku tersenggal-senggal tak beraturan, aku tersenyum saat melihat pintu perpustakaan masih terbuka. Tak sia-sia aku berlari kesini.
            Sudah dua kali aku berkeliling perpustakaan tapi apa yang ku cari tak kunjung membuahkan hasil.
            “Apa yang kau cari?” tanya Kak Lisa padaku.
            “Sebuah buku, judulnya kalau tidak salah Lilly and Me!” jawabku.
            “Apa itu novel?”
            “Aku rasa bukan, itu buku yang ditulis dengan bahasa inggris. Terakhr kali aku melihatnya, buku itu diletakkan disini!” ucapku sambil menunjuk rak yang berada tepat disampingku.
            “Aah, buku itu! Seseorang baru saja mengembalikannya, ini’kan yang kau maksud?” ucap Kak Lisa sambil menunjukkan buku Lilly and Me.
            “Bisakah aku meminjamnya?”
-_-
            “Tumben kesini? Ada apa?”
          “Maaf ya Da, tadi udah ninggalin kamu!” ucapku sambil tersenyum kaku. “Terus tadi gimana kelanjutannya ?”
            “Jangan terkejut ya, juga jangan cemburu ya...” entah mengapa aku jadi nervous sendiri mendengar perkataan Dahyun, sebenarnya apa sih yang bakal di omongin sama Dahyun. Nih anak kalo njelasin sesuatu pasti muter-muter dulu ke amerika dan gak langsung to the poin.
            “Setiap pulang sekolah Nay itu kencan sama cowok, kau tahu siapa?” aku mengangkat bahuku, “Memang siapa?”
            “Kau harus menyiapkan hatimu Mina,”
            “Siapa sih ?” Dahyun seneng banget sih godain orang, gak tahu apa kalo yang disini itu udah penasaran setengah mati.
            Mungkinkah cowok yang ditemui Nay adalah Suho.
            “Suga Mina! Suga, kakak kelas kita, Suga personil SAINS!”
            “Apa ?” Suga? Ini sungguh melenceng dari apa yang kupikirkan, selama ini Nay tidak pernah bercerita hal sekecil apapun tentang Suga yang selalu Nay ceritakan adalah Suho, kemana-mana pasti Suho yang dibahas. Tapi perkataan Dahyun tadi benar-benar berkebalikan, aku bahkan tidak tahu jika Suga dan Nay saling mengenal. Mereka bahkan memiliki kepribadian yang sangat-sangat bertolak belakang, sungguh hal yang mustahil jika cowok yang ditemui Nay adalah Suga.
            “Sudah kuduga, kau pasti terkejut! Kuharap setelah ini kau tidak membakar rumah Nay, Mina!”
            “Kau tidak salah dengar ?” tanyaku.
            “Apa maksudmu?”
            “Hanya saja... itu...”
            “Cie cemburu...!” ucap Dahyun lagi, dia mengedip-ngedipkan matanya.
            Bukannya cemburu, tapi ini memang aneh. “Apaan sih? Kau yakin itu benar-benar Kak Suga bukan Suho?”
            “Suho? Entahlah, pemilik toko itu hanya menyebutkan jika dia adalah S, personil SAINS, dia tidak menyebutkan apakah yang dimaksud adalah Si.one atau Si.end,” SAINS memang mempunyai dua member dengan awalan S, Si.one adalah Suga sedangkan Si.end adalah Suho. Jika yang dimaskud pemilik toko bunga itu adalah Suho maka aku akan percaya, sebab Nay dan Suho memang berpacaran, meski beberapa hari lalu Suho tidak mengakuinya.
            “Lagipula kenapa kau berpikir bahwa itu adalah Suho? Bukankah dia selalu pulang bersamamu?” aku mengangguk, aku tidak mungkin bilang ke Dahyun kalo Nay dan Suho berpacaran, jadi sebaiknya biarkan saja Dahyun menganggap kalo memang Kak Suga-lah yang dimaksud pemilik bunga itu.
            “ Baiklah, kalau begitu waktunya buka twitter!!!”
            “Tunggu, kau mau apa?”
            “Tentu saja menyebarkannya...” ucap Dahyun dengan wajah tanpa dosa. “Apa kau sudah gila ? Bagaimana jika Kak Suga tahu kalo kamu yang menyebarkannya? Kau bisa mati!!” ucapku memarahinya, tahu sendiri’kan sifat Kak Suga seperti apa.
            “Dia gak bakal tahu, kalau aku yang melakukannya!” jawab Dahyun dan tanpa sadar tanganku bergerak merebut pomsel Dahyun, Dahyun yang terkejut dengan aksiku barusan langsung menatapku, “Kenapa sih Min...? Apa kamu bener-bener suka sama Kak Suga ?”
            “Aku tidak menyukainya, kenapa sih sejak tadi yang kau bilang begitu?”
            “Nay yang mengatakannya, Nay bilang kamu suka sama Kak Suga. Lagipula kau yang menentangku untuk tidak menyebarkan rumor ini, itu sama saja kau sedang mencoba untuk melindungi Kak Suga!”
            “Nay ?” aku mengerutkan dahiku, tidak aku tidak pernah bilang kalau aku menyukai Kak Suga dan atas dasar apa Nay mengatakan hal seperti itu.
            “Tidak hanya aku, semua murid dikelas tahu tentang itu!”
            “Apa???” aku terkejut bukan main, aku tidak tahu jika selama ini Nay menyebarkan rumor seperti itu di belakangku, aku pikir Nay adalah temanku, aku pikir Nay adalah orang yang sangat berarti bagiku. Tapi nyatanya... dia...
            “Dia tidak sebaik yang kau kira Mina... dibalik wajahnya yang sok imut itu, sebenarnya dia sangat-sangat busuk!”
            “Hentikan!! Dahyun...” ucapku membentaknya. Rasa benci mulai tumbuh dihatiku tapi itu sudah tidak berguna, Nay sudah tiada, untuk apa aku membencinya. Aku harus menganggap bahwa yang dikatakan Nay hanyalah candaan belaka, aku yakin dia pasti hanya bercanda.
            “Kau bahkan masih membelanya...!” Dahyun menggelengkan kepalanya.
            “Dahyun, aku pulang dulu...” ucapku pelan sambil berbalik meninggalkan Dahyun.
-_-
            Ku rebahkan tubuhku diatas ranjang sambil mengamati langit-langit kamarku. Ku tolehkan kepalaku ke samping, ku lihat tasku yang tergeletak dilantai, beberapa buku yang berada didalamnya terlihat mengintip ingin keluar, karena memang ku biarkan tas itu dalam keadaan terbuka.
            Aku bergerak mendekati tas itu lalu mengambil salah satu buku yang berada didalamnya. Sebuah buku dengan sampul bergambar setangkai bunga Lilly putih.
            Ku buka covernya, hanya ada nama Nay dan Miss Kim yang tercatat pada data peminjamnya. Mungkin Nay meminjamnya saat itu, sedangkan Miss Kim mungkin meminjamnya untuk bahan pembelajaran, dia’kan guru bahasa inggris.
            “... This flower will not kill you if you only takes one...” gumamku membaca kalimat yang tertulis di buku yang ku pegang.
            “...But it will slowly kill you if you start to consume everyday... aku tidak begitu paham bahasa inggris,”
            “Haruskah aku menggunakan Google translate...?”
            “...This flower has a sacred meaning...”
            “Hah...” aku melempar buku itu, sambil memijat keningku. Aku sungguh benci bahasa inggris dari sekian negara yang ada kenapa harus bahasa inggris yang menjadi bahasa internasional, udah tuh bahasa susah banget lagi.
-_-
            “Suho... apa kamu bener gak pacaran sama Nay ?” Suho mengangguk sebagai jawaban, “Apa kebetulan kau dan Nay pernah ke toko bunga ?”
            “Iya...!” ucap Suho yang langsung membuatku membulatkan mataku, “Beneran? Apa yang kalian lakukan disana ?” tanyaku yang semakin antusias dengan topik ini, mungkin saja-mungkin saja memang Suho-lah yang ditemui oleh Nay.
            “Membeli bunga-lah namanya juga ke toko bunga!”
            “Maksudku kalian tidak terlibat pembicaraan gitu? Apa Nay tidak mengatakan apapun!” Suho menatapku, dia meletakkan gitar yang awalnya berada dipangkuannya ke meja yang ada di sampingnya.
            “Ada banyak sekali, tapi sayangnya aku tidak ingat!”
            “Ayolah Suho, masak kau tak ingat satu kalimat saja ?” Suho terlihat berpikir, lama sekali dan aku masih setia menantinya. Satu menit berlalu, Suho terlihat mengelus-elus dagunya lalu menatap ke langit, memperhatikan burung-burung yang terbang bebas.
            “Seingatku dia berkata , lain kali mungkin bukan aku!” aku mengerutkan dahiku, masih belum mengerti dengan perkataan ambigu yang dia ucapkan. “Lain kali mungkin bukan aku?” ucapku mengulangi perkataannya, “Kau yakin hanya itu yang dia katakan ?”
            “Seingatku memang hanya itu yang dia katakan! Lagipula itu sudah lama sekali...” apa? Lama sekali?
            “Lama sekali? Memang sudah berapa minggu?”
            “Jika itu dua tahun maka berapa minggu ?”
            “Dua tahun ?” Yang aku tahu sebelumnya Suho dan Nay tidak begitu dekat, seingatku baru setahun mereka saling mengenal, itupun karena Suho debut sebagai member SAINS dan Nay sangat menyukai lagu-lagu mereka, makanya dia memintaku untuk mengenalkan Suho padanya.
            “Bukannya kalian baru saja saling kenal setahun yang lalu?”
            “Itu yang aneh, kau datang mengenalkannya padaku, padahal kami sudah saling mengenal!” Apa-apaan ini? Apa yang sebenarnya Nay coba lakukan padaku, apa dia ingin membuatku terlihat konyol dimata Suho. Kenapa dia melakukan ini padaku?
            “Apa dia amnesia?” gumamku.
            “Mungkin... Kak Suga juga bilang begitu!” ucap Suho.
            “Kak Suga? Memangnya Kak Suga itu siapanya Nay?”
            “Entahlah? Saudara jauh mungkin?”
-_-
            DOK!DOK!DOK!
            Ku ketuk pintu rumah Nay.
            Sekali.
            Dua kali.
            Tiga kali.
            Namun tak ada jawaban apapun, aku menghembuskan napasku pelan. Sambil memperhatikan kondisi rumah megah ini.
            “Keluarga itu berantakan, tidak ada yang tinggal dirumah itu sejak setahun yang lalu?”
Ucap seorang perempuan paruh baya yang lewat didepan rumah Nay.
            “Setahun yang lalu? Lalu bagaimana dengan Nay?” tanyaku sambil mendekati perempuan paruh baya itu.
            “Aah anak perempuan yang bunuh diri itu, aku tidak tahu dimana dia tinggal. Dan baru-baru ini dia ditemukan bunuh diri disini, padahal sebelumnya dia tidak tinggal disini. Dia kabur dari rumah seminggu sebelum orang tuanya bercerai. Sejak saat itu dia tidak pernah pulang kemari! Bahkan saat kematian ibunya, anak itu tidak datang. Barulah beberapa saat itu aku mendengar berita kematiannya, pasti anak itu sangat stress, setiap hari yang dilakukan kedua orang tuanya hanya bertengkar, banyak tetangga yang membicarakannya. Dia biasanya duduk disana saat malam hari tiba!” jelas perempuan itu sambil menunjuk sebuah ayunan yang berada di dekat pagar.
            Aku mendekati ayunan itu, ayunan itu bergerak perlahan karena tertiup angin. Aku berjongkok didepan ayunan itu, sambil berkhayal Nay sedang duduk disana dengan senyuman khas miliknya.
            “Nay? Kenapa kau tak menceritakan apapun padaku? Bahkan saat kematian ibumu, kenapa kau bahkan tak terlihat bersedih? Bukankah kau sangat menyayanginya? Kenapa kau tak datang saat kematian ibumu? Nay....” tanganku bergerak menyentuh ayunan itu sambil menulis nama Nay menggunakan jari telunjukku.
            Saat ku tolehkan wajahku ke samping, ada sebuah tulisan yang menarik perhatianku. Ku dekati pohon itu, ku bersihkan tulisan yang diukir di pohon itu dari kotoran yang menutupinya.
            KAK LOFI
            “Lofi? Siapa Lofi? Mungkinkah  Suga Lofie?”

TBC

Review Please...!!

No comments:

Post a Comment

Sasuke's Mangekyō Sharingan